Alam
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
Kilat yang
timbul pada saat terjadi letusan Gunung Galunggung
pada tahun 1982.
Alam (dalam artian
luas memiliki makna yang setara dengan dunia alam, dunia fisik,
atau dunia materi) mengacu kepada fenomena dunia fisik dan juga
kehidupan secara umum. Skala alam terbentang dari sub-atomik
sampai kosmik.
Kata alam
merupakan terjemahan dari bahasa Inggris
"nature", yang berasal dari kata Latin natura, atau
"kualitas esensial, disposisi bawaan", dan pada zaman dahulu, secara
harfiah berarti "kelahiran".[1] Natura adalah terjemahan Latin
dari kata Yunani physis
(φύσις), yang awalnya terkait dengan karakteristik bawaan yang dimiliki
tanaman, hewan, dan berbagai fitur lain di dunia.[2][3][4] Konsep alam
sebagai keseluruhan, atau alam semesta fisik, merupakan pengembangan konsep
aslinya; dimulai dari penerapan kata Yunani physis
(φύσις) oleh filsuf-filsuf pra-Socrates,
dan sejak saat itu terus berkembang. Kata ini juga banyak digunakan selama
munculnya metode ilmiah modern dalam beberapa abad terakhir.[5][6]
Dalam berbagai
penggunaan kata tersebut pada saat ini, "alam" sering mengacu kepada geologi dan satwa liar.
Kata alam mungkin mengacu secara umum ke berbagai jenis tanaman hidup dan
hewan, dan dalam beberapa kasus ke proses yang berhubungan dengan benda mati –
mengenai keberadaan jenis-jenis tertentu suatu benda dan bagaimana mereka
berubah dengan sendirinya, seperti cuaca dan geologi di Bumi, dan materi serta energi dari mana semua hal-hal
tersebut tersusun darinya. Kata ini sering diartikan sebagai "lingkungan
alam" atau hewan liar, batu, hutan, pantai, dan secara umum hal-hal yang
belum diubah secara substansial oleh campur tangan manusia, atau yang bertahan
meskipun ada intervensi manusia. Sebagai, contoh, objek yang dibuat dan
interaksi manusia umumnya tidak dianggap sebagai bagian dari alam, kecuali jika
dinilai sebagai, misalnya, "sifat manusia" atau "seluruh
alam". Konsep yang lebih tradisional dari hal-hal alami tersebut, yang
masih dapat ditemukan hari ini, menyiratkan perbedaan antara alami dan buatan,
yang dimaksud dengan kata buatan dipahami sebagai hasil kesadaran atau pikiran manusia. Tergantung pada konteks
tertentu, istilah "alam" juga dapat dibedakan dari yang tidak wajar, supernatural,
atau sintetis.
Daftar
isi
|
Bumi adalah
satu-satunya planet yang diketahui saat ini yang dapat mendukung kehidupan, dan
fitur alamnya adalah subyek dari banyak bidang penelitian ilmiah. Di Tata
Surya, planet ini
merupakan planet ketiga terdekat dari Matahari, merupakan planet
terestrial terbesar dan
planet terbesar kelima secara keseluruhan. Fitur iklim yang paling menonjol
adalah dua daerah kutub besar, dua zona beriklim
sedang yang sempit,
dan daerah khatulistiwa tropis sampai sub-tropis yang lebar.[7] Curah hujan sangat
bervariasi dengan lokasi, dari beberapa meter air per tahun sampai kurang dari
satu milimeter. 71 persen dari permukaan bumi ditutupi oleh lautan air garam.
Sisanya terdiri dari benua dan pulau-pulau, dengan sebagian besar tanah yang
dihuni di belahan
bumi utara.
Bumi telah
berkembang melalui proses geologi dan biologi dengan meninggalkan jejak dari kondisi
asli. Permukaan luar dibagi menjadi beberapa tektonika
lempeng yang
bermigrasi secara bertahap. Interior tetap aktif, dengan lapisan tebal mantel
plastik dan inti penuh besi yang menghasilkan medan
magnet.
Kehidupan telah
mengubah keadaan atmosfer Bumi,[8] yang
menciptakan keseimbangan ekologi yang menstabilkan kondisi permukaan. Meskipun
ada variasi iklim regional akibat posisi lintang dan faktor geografis lainnya,
iklim global jangka panjang rata-rata cukup stabil selama periode interglasial,[9] dan variasi
satu atau dua derajat dari suhu global rata-rata secara historis memiliki efek
besar pada keseimbangan ekologis, dan pada kondisi aktual geografi Bumi.[10][11]
Geologi adalah
ilmu dan studi materi padat dan cair yang membentuk Bumi. Bidang geologi
meliputi studi tentang komposisi, struktur, sifat fisik, dinamika, dan sejarah
bahan-bahan pembentuk Bumi, dan proses materi-materi ini terbentuk, pindah, dan
berubah. Bidang ini adalah suatu disiplin ilmu utama, dan juga penting untuk
penambangan mineral dan hidrokarbon, pengetahuan
tentang dan mitigasi bencana alam, beberapa bidang rekayasa geoteknik, dan
pemahaman iklim dan lingkungan masa lalu.
Geologi suatu
daerah berevolusi seiring waktu sebagai unit-unit batuan yang tersimpan dan
terbenam, dan proses deformasi mengubah bentuk serta lokasi mereka.
Unit-unit
batuan ditempatkan baik oleh deposisi ke permukaan
atau menyusup (intrusi) ke batu di atasnya. Deposisi dapat terjadi ketika sedimen mengendap ke permukaan bumi dan
kemudian mengalami litifikasi menjadi batuan sedimen, atau ketika
material vulkanik seperti abu
vulkanik dan aliran lava menyelimuti
permukaan. Intrusi batuan beku seperti batolit dan lakolit mendorong batu di atasnya, dan
mengkristal saat mereka mengintrusi.
Setelah urutan
awal batuan telah tersimpan, unit batuan dapat mengalami deformasi dan/atau
metamorfosis. Deformasi biasanya terjadi sebagai akibat dari pemendekan
horisontal, ekstensi horisontal, atau
pergerakan sisi ke sisi (strike-slip). Cara struktural ini secara umum
berkaitan dengan batas-batas konvergen, batas-batas divergen, dan batas-batas perubahan,
masing-masing, antara tektonika lempeng.
Plankton tinggal di
lautan dan danau, dan sudah ada dalam berbagai bentuk semenjak 2 miliar tahun
yang lalu.[12]
Bumi
diperkirakan telah terbentuk 4,54 miliar tahun yang lalu dari nebula surya, bersama dengan Matahari dan planet
lain.[13] Bulan terbentuk
sekitar 20 juta tahun kemudian. Awalnya cair, lapisan luar Bumi mendingin dan
menghasilkan kerak padat. Semburan gas dan aktivitas vulkanik memproduksi
atmosfer purba. Kondensasi uap air, yang sebagian besar atau semuanya berasal
dari es yang dibawa oleh komet, menghasilkan
lautan dan sumber air lainnya.[14] Proses kimia
yang berenergi tinggi diyakini telah menghasilkan sebuah molekul yang mampu
mereplikasi diri sekitar 4 miliar tahun lalu.[15]
Benua
terbentuk, kemudian terpencar dan terbentuk kembali sebagai permukaan bumi yang
melalui proses pembentukan selama ratusan juta tahun, kadang-kadang beberapa
dari mereka berkumpul sehingga membentuk sebuah benua super. Sekitar 750 juta
tahun yang lalu, benua super paling awal yang diketahui yaitu Rodinia mulai pecah.
Benua-benua tersebut kemudian berkumpul kembali untuk membentuk Pannotia yang pecah sekitar 540 juta tahun
lalu, lalu akhirnya Pangaea yang pecah
sekitar 180 juta tahun lalu.[16]
Ada bukti yang
signifikan bahwa aktivitas glasial selama era Neoproterozoikum mengakibatkan
sebagian besar planet terlapisi es. Hipotesis ini disebut sebagai "Bumi Bola Salju", dan hal
ini menarik karena mendahului letusan
Kambrium, yang
merupakan peristiwa saat bentuk kehidupan multisel mulai berkembang biak
sekitar 530-540 juta tahun yang lalu.[17]
Sejak ledakan
Kambrium sudah terjadi paling tidak lima kepunahan massal.[18] Kepunahan
massal terakhir terjadi sekitar 65 juta tahun lalu, ketika sebuah tabrakan
meteorit kemungkinan memicu kepunahan dinosaurus non-unggas dan
reptil besar lainnya, tetapi tidak memunahkan hewan-hewan kecil seperti mamalia, yang kemudian
menyerupai celurut. Selama 65 juta tahun terakhir, kehidupan mamalia telah
terdiversifikasi.[19]
Beberapa juta
tahun yang lalu, sebuah spesies kera Afrika kecil
berhasil memperoleh kemampuan untuk berdiri tegak.[20] Kemudian
muncullah kehidupan manusia, dan perkembangan pertanian dan peradaban lebih
lanjut memungkinkan manusia untuk memengaruhi Bumi lebih cepat daripada bentuk
kehidupan sebelumnya. Peradaban telah memengaruhi sifat dan kuantitas organisme
lainnya serta memengaruhi iklim global. Sebagai perbandingan, Peristiwa Oksigenasi Besar, yang
dihasilkan oleh penyebaran algae selama periode
Siderian, memerlukan sekitar 300 juta tahun
untuk mencapai puncaknya.
Era saat ini
diklasifikasikan sebagai bagian dari peristiwa kepunahan massal Holosen, yang
merupakan peristiwa kepunahan tercepat yang pernah terjadi.[21][22] Beberapa
tokoh, seperti E. O. Wilson dari Universitas Harvard, memperkirakan bahwa pengrusakan yang
dilakukan manusia terhadap biosfer dapat menyebabkan kepunahan satu-setengah
dari semua spesies dalam 100 tahun ke depan.[23] Merebaknya
peristiwa kepunahan saat ini sedang diteliti, diperdebatkan dan diperhitungkan
oleh ahli biologi.[24]
Atmosfer Bumi
berperan penting dalam mempertahankan ekosistem planet.
Lapisan tipis gas yang menyelubungi Bumi tertahan oleh gravitasi planet. Udara
kering terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, 1% argon dan gas lembam lainnya, karbon
dioksida, dll, tetapi
udara juga mengandung sejumlah variabel uap air. Tekanan atmosfer terus menurun
seiring dengan ketinggian, dan memiliki ketinggian skala sekitar 8
kilometer di permukaan bumi: ketinggian di mana tekanan atmosfer telah menurun
dengan faktor e (konstan matematika yang sama dengan 2.71 ...).[25][26] Lapisan
ozon di atmosfer
bumi memainkan peranan penting dalam menyaring jumlah ultraviolet (UV) radiasi
yang mencapai permukaan. Karena DNA mudah rusak oleh sinar UV, maka
lapisan ozon berfungsi untuk melindungi kehidupan di permukaan. Atmosfer juga
mempertahankan panas selama malam hari, ol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar